Selasa, 11 April 2017, melalui situs company.mig.me, migme merilis sebuah surat resmi yang menyatakan bahwa migme Limited sedang dalam proses pengaturan pinjaman dan kepemilikan modal.
Menurut surat resmi tersebut, migme tengah berusaha menyelesaikan beberapa transaksi convertible note pada tanggal 17 April 2017 kemarin.
Convertible note sendiri merupakan istilah untuk dana pinjaman yang bisa dikembalikan oleh pihak peminjam dalam bentuk saham. Ini berarti, migme masih ingin menarik dana segar, sambil merampingkan biaya operasional mereka demi bisa bertahan sebagai perusahaan.
Sebenarnya migme telah mulai mencari tambahan dana sekitar Rp. 80 juta lewat jalur convertible note tersebut sejak akhir 2016, namun belum ada perkembangan berarti.
Sebagai bagian dari proses convertible note tersebut, migme yang masih terdaftar di Australian Securities Exchange (ASX) ini pun mempertimbangkan untuk menjual bisnisnya, atau pindah ke bursa saham lain.
Dikutip dari Tech in Asia Indonesia, Steven Goh CEO migme Limited mengonfirmasi bahwa migme Limited kini berencana untuk keluar dari bursa saham Australia (ASX), dan mencari bursa saham baru akibat sulitnya mencari pendanaan di Australia. “Kami akan mengumumkan sesuatu terkait rumah baru kami di akhir bulan April 2017 ini” Ujar sang CEO.
Menurut Steven, kesulitan yang dialami migme saat ini disebabkan oleh perubahan besar yang terjadi di pasar. “Itulah kesimpulannya, namun masuk ke ASX merupakan salah satu faktor kesalahan terbesar kami.”.
Steven mengatakan, para investor di Australia saat ini tak lagi tertarik dengan industri teknologi, dan memilih kembali ke bisnis pertambangan. “Fenomena tersebut seperti mengunci akses kami terhadap permodalan.”.
Demi mencegah harga saham yang terus menurun, migme telah meminta ASX untuk menghentikan perdagangan saham mereka di bulan Februari 2017. Tidak dijelaskan apakah mereka akan membuka kembali perdagangan saham mereka setelah proses mendapatkan convertible note selesai.
Lihat artikel original postingan ini.